Cari Blog Ini

Selasa, 07 Juni 2011

PARADIGMA WEAKNESS YANG CENDERUNG TERDAPAT PADA PENGUSAHA INDONESIA


PARADIGMA WEAKNESS YANG CENDERUNG TERDAPAT PADA PENGUSAHA INDONESIA


Ketika seseorang pengusaha bertanya tentang apa kelemahan apa yang utama pada pengusaha di Indonesia terutama pengusaha pemula (starting company) ; jawabannya hanya satu : Tidak Konsisten.


[Keanu Sulaiman R]
Hanya itu yang membedakannya dengan Western Company yang memiliki jejaring di seluruh dunia : KONSISTENSI. Konsistensi hanyalah suatu konsep, namun bagi yang menerapkannya akan selalu memiliki ruang untuk bertumbuh,pasar yang kuat dan terjaga serta berkesinambungan, dapat men-drive risiko dengan lebih logis dan tentunya terakhir pada saat kesempatan-kesempatan besar dan keuntungan besar berdatangan, yang konsisten yang menerima return paling baik.

Konsistensi merupakan suatu simbol berkesinambungan bagi pengusaha, suatu bentuk tempat terletaknya pengetahuan,pengalaman dan income yang tahan risiko dan berkelanjutan. Konsistensi dapat diartikan dalam arti yang seluas-luasnya. Dengan demikian setiap perusahaan yang tumbuh dengan baik menjadikan Konsistensi sebagai budaya kerjanya.

Ketidak-konsistenan pengusaha di Indonesia secara relatif dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Sikap Meledak-ledak ;
Contoh yang paling dekat adalah  ketika pengusaha ingin /sedang mengajukan kredit fasilitas pinjaman Bank semua dilayani, tiap hari menelpon bank untuk menilai bisnisnya, namun ketika sudah ada pencairan, telepon dari bankir sudah mulai tidak diangkat, sering main "tikus dan kucing" apalagi sudah terkena kondisi terganggu/kolektibitas naik, bankir atau marketing financial sering di anggap dan penyebabnya baik itu tersirat maupun dalam ungkapan-ungkapan lisan.

2. Berbicara Tertinggi bukan Konservatif.
Pengusaha jenis ini biasanya suka dengan angka return yang sangat tinggi, kadang diluar akal sehat bankir, tidak pernah berusaha memahami mitigasi risiko andaikata returnnya maksimal, menengah dan atau yang paling kecil (konservatif), padahal begitu banyak manfaat dari bicara konservatif, dengan return konservatif perusahaan masih berjalan apalagi apabila maksimal, terkadang rendah hati dalam bisnis itu seperti magnet untuk menarik income yang besar. Perusahaan seperti ini, memiliki sales yang turun naik dalam 5 tahun nya, kalau mampu bertahan maka perusahaannya menjadi biasa-biasa saja, kalau tidak ; bangkrut.

3. Side Streaming.
Ketidak-konsitenan yang paling berbahaya bagi pengusaha di Indonesia adalah Side Streaming atau tidak menggunakan dana usahanya dengan benar, misalkan dana pinjaman bank dipakai untuk membeli mobil mewah, dugem dan tindakan ekstrim lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan tersebut atau tidak ada manfaatnya. Baru mendapatkan income nett Rp. 1 Milyar sudah berfoya-foya yang seharusnya merupakan jalan yang baik untuk meningkatkan sales, karena bila dengan penggunaan alokasi dana yang jelas terutama itu dana pinjaman bank/lembaga finance harusnya untuk meningkatkan sales. Namun berkali-kali hal ini selalu terjadi ; hampir seluruh pengusaha tidak tahan dengan godaan uang kadang dipergunakan sebagai alasan prestise walaupun tidak diperlukan. Bisnis memerlukan sales untuk mempertahankan hidupnya dan sales berasal dari produk yang terbentuk dari penggunaan dana yang baik dalam membuat produk yang berasal dari dana cost of good sales.

Ketiga hal diatas adalah beberapa bentuk TIDAK KONSISTEN pengusaha di Indonesia (cenderung, bukan semua) yang membedakannya dari pengusaha barat yang berfokus kepada : "Berapa ratus tahun bisnis bisa berjalan, berapa ribu orang yang dapat bekerja, berapa juta produk yang dapat dihasilkan --- Income/Nett Income  sudah dalam genggaman"

Bagi Bankir atau marketing financial, ada baiknya sisi weakness ini harus ditopang juga dengan pengetahuan tentang bisnis dari Bankir, mengenai arus kas dan hubungannya terhadap income. Dengan pengetahuan tersebut Bankir atau marketing financial bukan hanya menyalurkan kredit dan memenuhi target pribadi, namun juga ikut serta dalam pembangunan bisnis yang baik dan Konsisten dengan memberikan edukasi kepada cliennya dengan komunikasi yang paling sederhana yang penting masuk dalam tujuan dan maksudnya, hindari menggunakan istilah yang menyebabkan kerancuan penerimaan dari client, jangan seolah pintar namun tidak memberikan benefit atas setiap komunikasi bisnis kepada pengusaha.

Sales yang baik berasal dari penggunaan dana yang tepat sasaran dan konsisten.


[Keanu Sulaiman R]

Baca Juga :


PRINSIP 3E DALAM BISNIS

----------------------------------------------







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda dapat pula akses lebih mudah dengan handphone : http://marketing-cerita.blogspot.com/?m=1

Tuliskan Komentar Anda Andaikata Anda Merasa Ini Penting Untuk Kemajuan Marketer.