Cari Blog Ini

Sabtu, 27 Juli 2013

Lowongan Kerja Bank Indonesia Tahun 2013 DL 01 Agustus 2013




Leaders, Bank Indonesia (BI) membuka penerimaan calon pegawai untuk memberi kesempatan kepada Warga Negara Indonesia (WNI) bekerja dan mengembangkan karir di bank sentral. Informasi yang dihimpun dari situs resmi BI di Jakarta, Jumat (26/7)  menyebutkan, penerimaan calon pegawai dibuka melalui jalur Pendidikan Calon Pegawai Muda (PCPM) .
Penerimaan calon pegawai melalui jalur PCPM dibuka 26 Juli hingga 1 Agustus 2013. 

Kamis, 18 April 2013

Ini dia Enneagram ; sumbangsih ilmu pengetahuan tentang mengenali karakter seseorang untuk memperkecil risiko konflik


Leadershipstreet Indonesia.  Enneagram sederhananya adalah ilmu tentang pengenalan kecenderungan 9 karakter manusia dan ini menandakan bahwa manusia adalah sosok yang terbatas, keluhan tentang pekerja, rekan dan bahkan dengan saudara dapat kita pahami dengan berusaha memahami tentang karakter manusia.

Selasa, 07 Juni 2011

PARADIGMA WEAKNESS YANG CENDERUNG TERDAPAT PADA PENGUSAHA INDONESIA


PARADIGMA WEAKNESS YANG CENDERUNG TERDAPAT PADA PENGUSAHA INDONESIA


Ketika seseorang pengusaha bertanya tentang apa kelemahan apa yang utama pada pengusaha di Indonesia terutama pengusaha pemula (starting company) ; jawabannya hanya satu : Tidak Konsisten.


[Keanu Sulaiman R]
Hanya itu yang membedakannya dengan Western Company yang memiliki jejaring di seluruh dunia : KONSISTENSI. Konsistensi hanyalah suatu konsep, namun bagi yang menerapkannya akan selalu memiliki ruang untuk bertumbuh,pasar yang kuat dan terjaga serta berkesinambungan, dapat men-drive risiko dengan lebih logis dan tentunya terakhir pada saat kesempatan-kesempatan besar dan keuntungan besar berdatangan, yang konsisten yang menerima return paling baik.

Konsistensi merupakan suatu simbol berkesinambungan bagi pengusaha, suatu bentuk tempat terletaknya pengetahuan,pengalaman dan income yang tahan risiko dan berkelanjutan. Konsistensi dapat diartikan dalam arti yang seluas-luasnya. Dengan demikian setiap perusahaan yang tumbuh dengan baik menjadikan Konsistensi sebagai budaya kerjanya.

Ketidak-konsistenan pengusaha di Indonesia secara relatif dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Sikap Meledak-ledak ;
Contoh yang paling dekat adalah  ketika pengusaha ingin /sedang mengajukan kredit fasilitas pinjaman Bank semua dilayani, tiap hari menelpon bank untuk menilai bisnisnya, namun ketika sudah ada pencairan, telepon dari bankir sudah mulai tidak diangkat, sering main "tikus dan kucing" apalagi sudah terkena kondisi terganggu/kolektibitas naik, bankir atau marketing financial sering di anggap dan penyebabnya baik itu tersirat maupun dalam ungkapan-ungkapan lisan.

2. Berbicara Tertinggi bukan Konservatif.
Pengusaha jenis ini biasanya suka dengan angka return yang sangat tinggi, kadang diluar akal sehat bankir, tidak pernah berusaha memahami mitigasi risiko andaikata returnnya maksimal, menengah dan atau yang paling kecil (konservatif), padahal begitu banyak manfaat dari bicara konservatif, dengan return konservatif perusahaan masih berjalan apalagi apabila maksimal, terkadang rendah hati dalam bisnis itu seperti magnet untuk menarik income yang besar. Perusahaan seperti ini, memiliki sales yang turun naik dalam 5 tahun nya, kalau mampu bertahan maka perusahaannya menjadi biasa-biasa saja, kalau tidak ; bangkrut.

3. Side Streaming.
Ketidak-konsitenan yang paling berbahaya bagi pengusaha di Indonesia adalah Side Streaming atau tidak menggunakan dana usahanya dengan benar, misalkan dana pinjaman bank dipakai untuk membeli mobil mewah, dugem dan tindakan ekstrim lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan tersebut atau tidak ada manfaatnya. Baru mendapatkan income nett Rp. 1 Milyar sudah berfoya-foya yang seharusnya merupakan jalan yang baik untuk meningkatkan sales, karena bila dengan penggunaan alokasi dana yang jelas terutama itu dana pinjaman bank/lembaga finance harusnya untuk meningkatkan sales. Namun berkali-kali hal ini selalu terjadi ; hampir seluruh pengusaha tidak tahan dengan godaan uang kadang dipergunakan sebagai alasan prestise walaupun tidak diperlukan. Bisnis memerlukan sales untuk mempertahankan hidupnya dan sales berasal dari produk yang terbentuk dari penggunaan dana yang baik dalam membuat produk yang berasal dari dana cost of good sales.

Ketiga hal diatas adalah beberapa bentuk TIDAK KONSISTEN pengusaha di Indonesia (cenderung, bukan semua) yang membedakannya dari pengusaha barat yang berfokus kepada : "Berapa ratus tahun bisnis bisa berjalan, berapa ribu orang yang dapat bekerja, berapa juta produk yang dapat dihasilkan --- Income/Nett Income  sudah dalam genggaman"

Bagi Bankir atau marketing financial, ada baiknya sisi weakness ini harus ditopang juga dengan pengetahuan tentang bisnis dari Bankir, mengenai arus kas dan hubungannya terhadap income. Dengan pengetahuan tersebut Bankir atau marketing financial bukan hanya menyalurkan kredit dan memenuhi target pribadi, namun juga ikut serta dalam pembangunan bisnis yang baik dan Konsisten dengan memberikan edukasi kepada cliennya dengan komunikasi yang paling sederhana yang penting masuk dalam tujuan dan maksudnya, hindari menggunakan istilah yang menyebabkan kerancuan penerimaan dari client, jangan seolah pintar namun tidak memberikan benefit atas setiap komunikasi bisnis kepada pengusaha.

Sales yang baik berasal dari penggunaan dana yang tepat sasaran dan konsisten.


[Keanu Sulaiman R]

Baca Juga :


PRINSIP 3E DALAM BISNIS

----------------------------------------------







Sabtu, 04 Juni 2011

MENGGAGAS KEMBALI PRINSIP 3 E LEBIH RIIL

[Keanu Sulaiman]
Ketika saya mencari pengetahuan tentang gagasan bisnis, bersama dengan analis hebat waktu itu saya anggap itu level tinggi dalam sektor bisnis dan saya yakin mereka adalah pemikir hebat, seorang senior saya pernah untuk menganjurkan saya membaca buku rekomendasinya, berbicara tentang Bisnis hanya terdiri dari 3 komponen Kwalitatif sumber dari segala perhitungan kwantitatif yaitu Prinsip 3E yaitu Education, Experinces, Excessive Cash.
Apabila kamu menemukan Saham dan atau Perusahaan dan atau Individual yang tidak memiliki ketiga konsep dalam satu paket bukan terpisah, maka jauhilah atau hindarilah, karena itu akan menjadi kerugian, kalau bukan uang yang hilang pasti waktu dan pikiran. Saya menulis kembali Gagasan Prinsip 3E itu seperti ini : 1.Education, pelaku bisnisnya baik seluruhnya atau beberapa diantaranya memiliki pengetahuan tentang obyek usahanya, baik dari sekolah formal maupun dari jalanan (learning by doing) dan mereka pada tingkat harus pada level "Advance Skill", semakin sering pada tekanan bisnis tinggi mereka semakin matang. Orang-Orang seperti ini biasanya dari kalangan Scientis yang "salah jalur" menjadi Bisnisman, harusnya mereka normal jadi astronout atau akuntan publik, mereka menjadi bisnisman, mereka pada umumnya kuat matematis, sekolah dijalanan yang menyempurnakannya. Cirinya mereka sangat tau dengan detail bagaimana cara kerja usaha mereka.
2.Experinces, Pengalaman buruk atau baik menyempurnakan pengetahuan mereka, jadi semakin lama dan konsisten sekali lagi konsisten, mereka semakin matang, mereka tau succes level bisnis mereka, mereka tau ujungnya, mereka tau bagaimana menyelesaikan masalah. Mereka menyukai proses, mereka sangat menyukai kunjungan langsung, mereka juga memiliki rasa toleransi tinggi dan mereka melakukan sesuatu bukan dengan kerja keras sebagai bagian didepan, namun bekerja cerdas dan bekerja cerdas bukan berarti mereka bertanding cerdas namun dapat me manajemen orang-orang cerdas, mereka melihat masa depan, bukan membayangkan hal buruk atau baik saja dimasa lalu, mereka mengerti jalan Exit ketika inflow di bisnis, mereka adalah orang2 yang memiliki jaringan baik dari yang paling sepele maupun sampai yang paling tinggi.
3.Excessive Cash, Uang Berlebihan. Hindari saham atau perusahaan atau individual yang tidak memiliki gagasan mencetak income sebesar-besarnya, saham atau pengusaha yang sehat, selalu memiliki target sales yang besar, sales besar menghasilkan Margin kotor yang besar (bruto Margin), ketika dibundling dengan efektif + efisien, maka Nett marginnya adalah berbanding lurus dengan salesnya. Ketika margin bersih nya lebih besar 2x dari margin rate bank, maka dijamin Surplus. Saham atau perusahaan yang memiliki prinsip ini = Fast Growth. Tidak ada yang keliru dengan perusahaan yang tumbuh sangat cepat selama dalam kendali dan tuas pengendali bisnis hanya terletak pada Arus Cash.

Dalam Pemandangannya Senior saya pernah berkata mengenai prospektif bisnis di Indonesia seperti ini : Hanya satu hal yang orang indonesia lupakan untuk diingat ; Orang-orangnya larut dalam berita televisi, pasar saham jatuh, kerusuhan dimana-mana, banjir malapetaka dll akibat penambangan batubara dan mineral lainnya, manipulasi hasil statistik (seharusnya inflasi indonesia maksimal hanya 2%, dengan demikian harusnya SBI maksimal 2.5% bukan 6.75% untuk menahan laju inflasi), sehingga cenderung berpikir untuk segera menyenangkan diri dengan kekayaan yang didapatkan dari cara yang tidak sehat, korupsi dll) seolah dunia ini mau kiamat atau potensi SDA indonesia habis 5 tahun lagi. Cenderung masyarakat Indonesia melupakan hal-hal penting ini : "hanya baru maksimal 2% SDA, diluar kehutanan, terutama pertambangan yang baru diolah". Let say Kaltim, hanya 2.5 % atau 70 an pertambangan yang benar-benar  beroperasi aktif dari sekian ratus ijin tambang. Sehingga kealpaan ini menjadikan dengan mudah pihak asing masuk dengan dana murah memiliki sebagai reserve "bisnis ratusan tahun mereka diindonesia". Adakah yang sempat melihat ada USD ribu milyar dana asing yang sudah parkir di indonesia? Siapa yang bilang "SDA sudah habis?".

Ketika saya melihat seorang sahabat, kenalan, rekan memutuskan jadi pengusaha, saya bilang "perlu sekitar 3 juta orang indonesia lagi yang berpikir sepertimu, saya acungkan jempol keatas dan dua-duanya kalau perlu jelpol kaki juga), believe or not, saya pernah mengatakan, saya pernah meneliti suatu periode dasawarsa ttg prospektif bisnis, per dekade dari tahun 1950 s/d sekarang. Setiap dekade dari tahun ke satu sampai kelima (misal 1951-1955 dst) adl saat bisnis tumbuh pesat, seperti pagi hari, semua yang diusahakan orang selalu berhasil dan pada tahun ke enam sd.tahun ke 9 (mis 1956-1959) adl tahun kejatuhan, jadi sekaranglah masa bisnis tumbuh, ingat krisis dunia 96-99, Subrime mortgate 2006-2009?. Orang-orang yang merasa dirinya cerdas harus melihat sisi positif ini, sesekali abaikanlah berita TV yang hanya konspirasi satu dua orang elit politik saja, yang panggilannya di bisnis terjunlah, kendalikanlah, cetak bisnis ratusan tahun dan sejahterakan orang banyak, itu lebih hebat dari ibadah fisik. Sesungguhnya Bisnis Batubara indonesia, sawit,gas alam,BBM,property baru saja dimulai,sekali lagi baru saja dimulai.  Perhatikan lagi Prinsip 3E, memudahkan pengusaha tidak perlu mencari banyak literatur bisnis.

Keanu Sulaiman

KEKUATAN DARI SUATU KEPUTUSAN




(YANG KEMUDIAN DIJALANKAN)
Oleh : Keanu Sulaiman R.

Salam Membangun SDM,

Banyak orang yang mungkin masih memandang bahwa kesejahteraan itu seperti impian yang sangat tinggi dan milik keturunan-keturunan yang leluhurnya kaya raya, mungkin pula milik pejabat negara dan keturunannya, maka seringkali banyak individu yang mengorbankan semua harta benda dan bahkan martabatnya untuk mendapatkan hal ini, memaksakan dirinya untuk terjun kedunia yang bahkan yang bersangkutan tidak tahu apa risikonya dan apa hanya itu jalan untuk meraih kesejahteraan?.
Lalu bagaimanakah individu yang lahir dari keluarga sederahana, apakah leluhurnya harus disalahkan dalam keadaan ini? Tentu tidak boleh karena masa lalu adalah masa lalu dan sekarang dan seterusnya adalah kendala atau peluang bagi yang menjalaninya. Dan apakah mustahil untuk mendapai kesejahteraan yang ideal? Tentu tidak karena kesejahteraan ternyata bukan terletak dari apakah yang bersangkutan lahir dari keluarga sederhana ataupun keluarga kaya raya namun lebih kepada Memahami kekuatan dari Suatu Keputusan untuk mencapai kesejahteraan itu.
Satu yang paling sulit dihilangkan dari pandangan SDM-SDM sekarang terutama daerah yang cukup tertinggal dari provinsi lain (anda boleh membandingkan sendiri provinsi mana yang maju dan tertinggal), adalah memandang bahkan pekerjaan yang terbaik dan aman selamanya adalah pekerjaan menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS biasa, bukan kekaryaan seperti dosen dan BUMN)  karena risiko kompetisinya tipis dan kepastian income ada walau sedikit, sangat kecil sehingga kasus korupsi paling tinggi trafficnya disini. Banyak SDM yang sekolah tinggi-tinggi mengambil Master dengan biaya yang sangat mahal “berkenan” untuk wasting time hanya menunggu panggilan CPNS yang sebenarnya rasio kompetisinya  sangat tinggi, katakanlah 1 job berbanding 1000 kontestan, sehingga akibat permintaan job yang sangat tinggi ini memicu korupsi dan pungli yang sistemik (terjadi diseluruh daerah) dan ini masih dianggap biasa-biasa saja.
Seandainya kami memaparkan studi kasus tentang kesejahteraan karyawan seperti ini :
1.      Pekerja bank untuk tingkat medium – end antara Rp. 2 juta s/d 25 Juta THP perbulan.
2.      Pekerja tambang batubara untuk tingkat medium-end Rp. 4 juta s/d 45 Juta
3.      Pekerja oil and gas untuk tingkat medium-end Rp. 7 Juta s/d 75Juta
4.      Pekerja Mulltifinance untuk tingkat medium-end Rp. 3 Juta s/d 7 Juta diluar pencapaian target
Dan  banyak lainnya yang benar-benar dapat memberikan kesejahteraan.
Kalau seperti ini maka bukan satu-satunya menjadi PNS adalah pekerjaan yang terbaik, bahkan dalam kondisi Dugaan Korupsi Tingkat Tinggi yang terjadi pada Negara ini, bisa-bisa saja SDM-SDM yang cerdas dan sebenarnya dapat berkiprah pada tempat lain yang lebih layak menurut tingkatan edukasinya dapat menjadi korban atas apa yang tidak dilakukannya. Jangankan pekerja biasa, silakan hitung Bupati/walikota, Gubernur yang di bui karena kasus korupsinya, suatu bukti bahwa kebenaran pada akhirnya akan menang.
Tulisan ini mengingatkan kembali bahwa keputusan seorang SDM untuk mendesain reputasinya (edukasi, jam terbang, interpersonal skill, professional dan dapat dipercaya/memiliki kejujuran yang kuat) adalah Kesejahteraan Yang Sesungguhnya, anda dapat mengatur penghasilan anda sendiri sehingga kesejahteraan itu bukanlah hal yang spekulatif, karena tidak semua penghasilan flat itu baik. Bayangkanlah anda pertama kali masuk menjadi PNS dari Sarjana dengan penghasilan Rp. 3.5 Juta perbulan ketika anda masih Single, itu  seperti “orang mapan” pada mulanya. Namun ketika anda berumah tangga, katakanlah anda memiliki 5 anak dan 1 isteri (saya jadi kuatir lebih dari itu) dalam 10 tahun anda mungkin menjadi kepala Dinas dengan gaji total 10 Juta/bulan FLAT. Pada saat anak anda membayar biaya sekolah Rp. 75 Juta dan semua meminta semahal Handphone Blackberry Torch, pada saat itu anda berubah menjdi miskin, sungguh. Dan dari kemiskinan itulah CIKAL BAKAL dari KORUPSI yang tidak pernah selesai sampai sekarang, karena ruangnya selalu terbuka untuk berbuat kejahatan.
Apakah itu yang ingin anda jalani dalam hidup ini?
Segeralah, bagi kalian yang masih merasa memegang kehormatan keluarga (karena apa artinya anda kaya namun sempat jadi residivis??) itu akan menjadi sejarah yang tidak akan terlupakan.
Kelemahan dari kesejahteraan itu sulit digapai karena “perasaan nyaman” dekat rumah atau kota sendiri, namun kalau peluangnya sangat kecil (rasio lulusan SDM jauh lebih besar dari peluang kerja) ada baiknya untuk mempertimbangkan ikut membangun diri di daerah yang lebih berpeluang, katakanlah wilayah Kalimantan, kaltim dan kalsel adalah wilayah yang jauh lebih mapan dari propinsi yang lain, maka tidak salah untuk ikut serta dalam rekrutmen.
Namun akan ada kendala lagi, sudah siapkah SDM nya? Karena sesungguhnya pemahaman Lulusan Sarjana (fresh graduate) adalah SDM yang siap kerja namun belum siap pakai (sekali lagi belum siap pakai) karena masih perlu ditempuhnya jam terbang yang cukup untuk memastikan itu. Selain hal tersebut, nilai daya saing yang diluar nilai dasar. Yaitu nilai SDM diluar ijazah dan KTP serta pengalaman kerja. Apa itu? Itu adalah faktor lain yang sangat menentukan.
Tips SDM yang Siap pakai dan standard pada saat ini :
1.      Mulailah untuk belajar bahasa inggris dan bahasa internasional lain (bila mampu), apabila anda mau berinvestasi sedikit uang untuk mengambil kursus dan mengaplikasikannya sampai tingkat advance, maka itu adalah jalan tol untuk ikut rekrutment pada perusahaan yang berpenghasilan besar seperti tingkat staff pada perusahaan tambang atau oil & gas.
2.      Mulailah ikut pendidikan kekaryaan, seperti sertifikasi, penerapan ISO dll. Itu adalah standard untuk pekerja yang sangat ahli dan biasanya dengan penghasilan sangat besar.
3.      Sering-seringlah searching lowongan kerja dari blog.web yang terafiliasi dengan perusahaan penerbit lowongan, seperti blog ini, seringkali anda tidak menyadari bahwa hanya disatu kota dekat propinsi anda ada lowongan pekerjaan yang sangat baik. Dan daftarkanlah diri anda dengan submit email untuk lowongan kerja, kurangi sedikit untuk materi entertaint lain.
4.      Lakukan rasio apply, jangan langsung kecewa apabila baru 2-3 perusahaan yang anda apply tidak memanggil anda, rasio 10 perusahaan yang anda apply untuk mendapat 1 panggilan saja sudah baik. Jangan pernah putus asa, lebih-lebih malu. Anda tidak korupsi kok, hanya belum waktunya saja kan.
5.      Sering-seringlah membaca dan melakukan simulasi ketika anda belum mendapat pekerjaan. Anggap saja ketika anda belum bekerja adalah seperti “pemain cadangan”, namun bukan berarti anda tidak siap bermainkan?. Maka membaca pengetahuan-pengetahuan baru adalah pekerjaan yang awal untuk mendapat pekerjaan yang sebenarnya.
6.      Terakhir, Ketika anda tidak berbuat apa-apa sesungguhnya anda bebas melakukan apa-apa. Ayo keluar dari keterpurukan, bergaul kembali untuk segment yang saling membangun, ciptakan relasi dan kurangi menyalahkan pemerintah, orang tua atau bahkan Tuhan karena urusan pekerjaan. JEMPUTLAH PEKERJAANMU.
Apabila anda mengambil keputusan ini maka anda akan melihat diri anda yang baru, itulah yang disebut Kekuatan dari keputusan, anda bisa saja tetap seperti nyamannya sekarang, dekat rumah, dalam kota sendiri namun anda membiarkan nasib pada kurang tumbuhnya rekrutmen didaerah anda atau anda dapat menjadi “panglima” dikota lain dengan menjadi pekerja yang sesuai hati anda.
Ketika anda mencobanya sesungguhnya anda memiliki peluang untuk merubah nasib.
Keanu Sulaiman R